Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2020

EKONOMI-POLITIK MARXIS

  IV. PENUTUP 4.1. Rangkuman Menyeluruh Sebagaimana terungkap dalam Bagian 1, artikel ini hendak menerangkan dasar-dasar teori dari Ekonomi-Politik Marxis (EPM) sebagai salah satu teori ekonomi yang paling maju. Dari pemaparan yang panjang dan lebar ini, kita dapat meringkasnya dalam beberapa bagian, antara lain:       Pertama, di bagian 2, kita telah melihat asal-usul daripada teori EPM ini, yang seluruhnya bersumber pada pemikiran Aristoteles. Aristoteles dalam karya-karyanya mencoba untuk menetengahkan persoalan nilai, yaitu persoalan dasar dalam ilmu ekonomi, walaupun masib secara implisit. Ketika membahas tentang pertukaran barangdagangan, Aristoteles mengatakan dalam Etika Nikotmakhea-nya bahwa syarat kemungkinan dari adanya pertukaran adalah kesetaraan (equivalence) di antara barang-dagangan dan kesetaraan itu dimungkinkan karena adanya keseukuran (commensurability) di antara barang-dagangan. Dengan demikian, persoalan mendasar dari segala teori nilai adalah persoalan keseukuran

EKONOMI-POLITIK MARXIS

III. DALAM BAYANG-BAYANG MARX 3.1. Pengantar Pada tahun 1847, Marx dan keluarganya telah diusir dari tempat tinggalnya di Belgia dan pindah ke London, tempat di mana ia akan tinggal hingga akhir hayatnya. Di kota metropolis ini, ia semakin memusatkan perhatiannya kepada pekerjaan teoritis. Di masa pengasingannya ini, ia mulai menenggelamkan dirinya dalam studi ekonomi-politik klasik Inggris. Melalui karya-karya ekonom klasik seperti J.B. Says, McCulloch, James Mill, Sismondi, Jeremy Bentham, dan khususnya William Petty, David Ricardo, dan Adam Smith, Marx mulai melakukan penyelidikan mendalam mengenai hukum ekonomi masyarakat yang ada, yakni kapitalisme. Melalui karya-karyanya seperti Das Kapital, Kontribusi Terhadap Kritik Ekonomi-Politik, Gundrisse, dst, Marx telah berhasil menuliskan teori-teori ekonomi-politiknya.      Teori-teori ekonomi-politik Marx merupakan teori ekonomi Klasik yang paling maju. Dalam teori ekonominya, Marx telah memberikan dasar-dasar teoritis yang kokoh menge

MENGENAL LAGU INTERNATIONALE

  "Bangunlah kaum yang terhina. Bangunlah kaum yang lapar, Kehendak yang mulia dalam dunia  senantiasa bertambah besar"       Demikianlah penggalan lirik dari lagu Internationale, salah satu lagu yang sering dikumandangkan oleh orang-orang di persimpangan kiri jalan. Setiap hari buruh Internasional atau yang sering disebut dengan nama "May Day", lagu ini selalu menjadi lagu wajib. Lagu ini telah diterjemahkan ke dalam ratusan bahasa di dunia. Buruh dari semua negara telah mengadopsi lagu perjuangan mereka yang paling terkemuka ini dan menjadikannya sebagai lagu proletariat di seluruh dunia. Dalam peringatan kematian Eugène Pottier yang ke-25, Lenin menuliskan, "Eugène Pottier menyusun kata-kata militan Internationale hanya satu bulan setelah berakhirnya Komune Paris. Perjuangan bersejarah inilah yang oleh Marx disebut sebagai "fajar revolusi sosial besar yang akan membebaskan umat manusia dari rezim kelas untuk selamanya." Kata-kata dari lagu tersebut

PADA MULANYA ADALAH KERJA

  Pada mulanya adalah kerja. Kerja itu bersama-sama dengan manusia, dan kerja itu sendiri adalah ciri khas dari manusia. Seluruh kekayaan manusia yang kita miliki saat ini tidaklah muncul melalui uang ataupun emas, melainkan melalui kerja. Tembok China yang panjang, menara Eiffel yang tinggi, Candi Borobudur yang megah, dll, darimana semua itu muncul? Semua hal ini muncul melalui kerja. Perkakas produksi yang paling primitif, hingga robot-robot yang paling canggih, semua tak lepas dari kerja sebagai kegiatan khas manusia. Melalui kerja, seluruh peradaban manusia muncul.      Kerja merupakan kegiatan khas manusia yang sangat elementer. Melalui kerja, manusia telah berhasil memisahkan dirinya dengan dunia hewan, yaitu dengan cara menundukkan alam. Tak seperti hewan yang bekerja di bawah desakan naluri, manusia justru bekerja dengan sadar dan bebas. Melalui kerja yang sadar dan bebas ini, manusia tidak hanya dapat mengambil objek-objek alam, melainkan juga mengubahnya. Dengan cara ini, ma